MODUL 9
SISTEM OTOMASI DI PERPUSTAKAAN
I. SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN
Yang dimaksud dengan sistem otomasi perpustakaan secara sederhana adalah
“menjalankan seluruh (sebagian besar) kegiatan di perpustakaan untuk
meningkatkan mutu layanan dengan menggunakan sarana teknologi informasi
(komputer) secara terpadu”.
Sistem otomasi perpustakaan, sebagaimana sistem otomasi pada umumnya, secara
sederhana dapat terdiri atas beberapa komponen . komponen itu adalah (1)
hardware, (2) software, (3) data atau database dan juga penting dibahas disini
adalah komponen (4) sumber daya manusia (SDM).
Sistem otomasi perppustakaan yang baik diharapkan akan bermanfaat bukan saja
bagi petugas perpustakaan, namun lebih penting lagi akan bermanfaat untuk
kemudahan dan kenyamanan bagi para pengguna perpustakaan.
Sistem otomasi perpustakaan dapat dilakukan pada semua bidang kegiatan di
perpustakaan, mulai dari bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan bahan
pustaka dan terutama sistem otomasi dapat dilakukan pada bagian-bagian yang
berhubungan dengan layanan kepada pengguna perpustakaan.
II. DATABASE PADA SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN
Database dalam konteks sistem otomasi perpustakaan adalah kumpulan data
bibliografi atau data mengenai pengguna secara terstruktur dan saling
berkaitan. Contoh database di perpustakaan adalah database koleksi buku atau
database koleksi majalah yang dimiliki oleh perpustakaan. Dapat juga berupa
kumpulan data pengguna anggota perpustakaan atau database anggota perpustakaan
atau database petugas perpustakaan. Unsur database adalah cantuman atau record.
Jadi database terdiri atas kumpulan cantuman. Satu cantuman terdiri atas
beberapa ruas atau field. Setiap ruas dapat terdiri atas sub-ruas. Dalam ruas
atau sub-ruas inilah data bibliografi diketikkan pada komputer.
Untuk membuat database diperlukan software aplikasi yang dapat membuat
database. Salah satu aplikasi untuk membuat database yang banyak digunakan
perpustakaan di Indonesia adalah CDS/ISIS versi Windows atau lebih dikenal
dengan nama Winisis. Winisis dibuat oleh UNESCO dan dibagikan secara gratis ke
seluruh dunia, terutama ke negara berkembang. Wisinis dapat mengolah database
berupa teks dan multimedia.
Untuk merancang database di perpustakaan, misalnya untuk database koleksi buku
atau majalah atau jurnal di perpustakaan, diperlukan standar format pengkodean
ruas dan sub-ruas apabila diperlukan. Perpustakaan Indonesia biasa menggunakan
INDOMARC sebagai standar penulisan format data bibliografi untuk sistem
otomasi. Selain INDOMARC, dikenal pula Dublin Core, sebagai standar pembuatan
ruas-ruas dalam mendata untuk pepustakaan digital atau digital library. Dublin
Core lebih sederhana dibandingkan INDOMARC.
By Khaerul Anwar
Aja Klalen Ngomong KESUWUN
Mummy's, Casinos & Slots - JTM Hub
BalasHapusIf you've ever wanted 의왕 출장마사지 to try out a new casino, Mummy's or just get started, 순천 출장샵 you've come to the right place! This casino 익산 출장마사지 brings you the hottest 밀양 출장안마 slots, 포천 출장샵