MODUL 4
PENGINDEKSAN SUBJEK
I. ANALISIS SUBJEK
Pengindeksan subjek adalah kegiatan melakukan identifikasi tentang subjek atau
pokok persoalan yang dibahas dalam suatu bahan pustaka. Dalam pengertian umum
orang menyebut pengindeksan subjek dengan istilah klasifikasi. Klasifikasi
merupakan bagian kegiatan manusia yang membantu manusia menyusun pikiran dan
kesan yang semula tidak teratur menjadi teratur.
Klasifikasi di perpustakaan juga dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat pemakai
dalam memilih dan mendapatkan buku-buku yang diperlukan secara cepat dan tepat.
Dalam melakukan klasifikasi bahan pustaka, tahap pertama yang harus dilakukan
adalah melakukan analisis subjek yaitu untuk mengetahui mengenai apa atau
tentang apa bahan pustaka tersebut. Kegiatan analisis subjek ini merupakan hal
yang sangat penting dan memerlukan kemampuan intelektual, karena disinilah
ditentukan pada subjek apa suatu bahan pustaka ditempatkan. Untuk melaksanakan
kegiatan analisis subjek ini ada dua hal yang perlu dikenali atau dipahami
tentang suatu bahan pustaka, yaitu jenis konsep dan jenis subjek.
Ada tiga jenis konsep yaitu:
1.
Disiplin ilmu yang terdiri displin fundamental dan sub-displin
2. Fenomena, yang
menjadi fenomena dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu: (1) objek
konkret, dan (2) objek abstrak.
Fenomena merupakan perwujudan faset-(faset) displin
terkait. Karena itu terhadap fenomena perlu diadakan analisis faset. Menurut
Ranganathan ada 5 (lima) faset mendasar yang dikenal dengan akronim PMEST,
yaitu:
P = Personality
(wujud, meliputi jenis, produk, atau tujuan)
M = Matter (bahan atau
material)
E = Energy
(kegiatan atau masalah)
S = Space (tempat
geografis)
T = Time (waktu)
3. Bentuk
Bentuk ialah cara bagaimana suatu subjek disajikan.
Dalam hal ini ada tiga jenis konsep bentuk, yaitu: (1) bentuk fisik, (2) bentuk
penyajian, (3) bentuk intelektual.
Dalam kegiatan analisis subjek, secara umum bahan
pustaka terbagi dalam bermacam-macam jenis subjek. Secara umum yang dapat
dikelompokkan dalam 4 (empat) kelompok, yaitu (1) subjek dasar, (2) subjek
sederhana, (3) subjek majemuk, (4) subjek kompleks.
Dalam subjek kompleks terdapat 4 fase yaitu: (1) fase bias, 9@) fase pengaruh,
(3) fase alat, (4) fase perbandingan.
Untuk menterjemahkan hasil analisis subjek kompleks ke dalam bahasa indeks,
adakalanya sistem bahasa indeks tersebut dapat menampung subjek yang kompleks
tersebut, misalnya sistem klasifikasi UDC (Universal Decimal Classification),
tetapi ada juga sistem bahasa indeks yang harus memilih salah satu dari
beberapa subjek tersebut, misalnya pada bagian klasifikasi DDC ( Dewey Decimal
Classification).
Dengan mengenali jenis subjek dan jenis konsep di atas, maka dalam menentukan
suatu bahan pustaka dapat diperoleh suatu urutan yang tertentu, yaitu: DISIPLIN
ILMU/FENOMENA/BENTUK.
Kegiatan selanjutnya adalah subjek tersebut diterjemahkan ke dalam suatu kode
atau bahasa indeks tertentu. Bahasa indeks merupakan bahasa terawasi
(controlled langue), sedangkan hasil dari analisis subjek disebut dengan bahasa
alamiah (natural langue). Kegiatan menerjemahkan ini merupakan deskripsi indeks
untuk bahan pustaka tersebut. Ada beberapa sistem bahasa indeks, yaitu (1)
Daftar tajuk subjek, (2) Thesaurus, (3) Skema klasifikasi.
II. KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA
Klasifikasi adalah proses pengelompokan yaitu
mengumpulkan benda yang sama serta memisahkan benda yang tidak sama. Suatu
bahan pustaka dapat memiliki beberapa ciri, di antaranya adalah kepengarangan,
bentuk fisik, dan subjek. Setiap bahan pustaka dapat dikelompokkan pada setiap
ciri tersebut. Pada dasarnya dikenal dua macam klasifikasi, yaitu: (1)
klasifikasi artifisial, dan (2) klasifikasi fundamental.
Klasifikasi berfungsi ganda yaitu: (1) sebagai sarana penyusunan buku di rak
(2) sebagai sarana penyusunan entri bibliografi dalam katalog tercetak,
bibliografi, dan indeks dalam tata susunan sistematis. Tujuan klsifikasi di
antaranya adalah (1) menghasilkan urutan yang bermanfaat, (2) penempatan yang
tepat, (3) penyusunan mekanis, (4) tambahan dokumen baru, (5) penarikan dokumen
di rak.
Ciri-ciri klasifikasi yang baik adalah (1) bersifat universal, (2) pembagian
kelasnya logis dan konsisten, (3) flexible, (4) mempunyai notasi yang
sederhana, (5) sistematis, (6) mempunyai indeks, (7) mempunyai badan pengawas.
Sistem klasifikasi yang kita kenal di antaranya adalah: (1) Library Congress
Classification (LCC), (2) Dewey Decimal Classification (DDC), (3) Universal
Decimal Classification ( UDC).
By Khaerul Anwar
Aja Klalen Ngomong KESUWUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar